Usai Lecehkan Ajaran Islam, Pendeta Gilbert Temui Jusuf Kalla dan MUI untuk Minta Maaf

PENUTUR.COM – Pendeta Gilbert Lumoindong mendatangi kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pendeta Gilbert sebelumnya telah mengunjungi salah satu tokoh nasional Jusuf Kalla untuk menyampaikan permintaan maaf.

Sebelumnya, pendeta Gilbert viral di media sosial gara-gara menyindir zakat dan shalat umat Islam. Ulah Gilbert seharusnya tidak terjadi karena ia merupakan seorang petinggi agama yang harus dihormati.

Buktinya, banyak pihak yang memprotes dan mengkritik keras Pendeta Gilbert karena ia memperolok-olok agama lain. Saat bertemu MUI, Gilbert menyampaikan permohonan maaf kepada para pimpinan MUI dan seluruh umat Islam.

“Dengan segala kerendahan hati, saya Gilbert Lumoindong memohon maaf untuk segala yang terjadi dan kalau ada salah ucap, salah pengertian, salah diksi dan segala macam, salah dalam pembicaraan saya,” kata dia di video kanal YouTube MUI, Selasa, (16/4).

“Kepada yang merasa tersinggung, kecewa, dan marah, izinkan saya datang dengan segala kerendahan hati menyampaikan maaf saya,” ujarnya lagi.

Lebih lanjut, Gilbert menyatakan dirinya tak ada niat untuk menghina ajaran agama Islam. Dia mengaku sangat menghormati umat Islam di Indonesia dan telah hidup berdampingan dengan umat Islam selama ini.

“Saya menghargai perbedaan, saya mencintai rekan-rekan saudara mayoritas saya, yaitu umat muslim. Dan biarlah ke depannya kita tutup buku kelam kita dan kita maju lagi pada hal-hal yang lebih baik,” ujar Gilbert.

Dia berjanji tak akan mengulangi hal serupa dan bertekad untuk terus mengajak semua pihak ke arah yang lebih baik.

“Dan biarlah ke depannya lebih baik dan saya berjanji untuk tidak mendatangkan hal-hal yang menimbulkan polemik di kemudian hari,” ujar Gilbert.

Dalam momen minta maaf tersebut tampak sejumlah petinggi MUI seperti Ketua MUI Yusnar Yusuf, Ketua MUI Cholil Nafis, dan Ketua MUI Jeje Zaenudin.

Kemudian hadir juga Sekjen MUI Amirsyah Tambunan, Wasekjen MUI Abdul Manan Ghani, Wasekjen MUI Arif Fahrudin, dan Bendahara MUI Erni Juliana.