Kolesterol, Aktor Utama di Balik Serangan Jantung
Share
PENUTUR.COM – Kolesterol darah merupakan faktor risiko utama yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Tingginya kadar zat yang dapat dihasilkan secara alami oleh tubuh itu bisa mencetuskan pengerakan di dinding pembuluh darah, sehingga darah sulit mengalir. Lama kelamaan, pengerakan itu bisa mencetuskan serangan jantung.
Serangan jantung (infark miokard akut) bisa terjadi karena penyakit jantung koroner (PJK): penebalan dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner).
Di dalam kondisi seperti ini, darah yang mengalir ke otot jantung berkurang, sehingga organ yang berukuran sekitar sekepalan tangan itu kekurangan darah.
Jangan heran jika area jantung yang kekurangan darah itu akan rusak atau mati, sehingga mengganggu fungsi organ itu.
Biasanya, orang yang terkena serangan jantung merasa tertekan beban berat, nyeri seperti diremas-remas, tetusuk-tusuk, dan terasa panas di dada selama beberapa menit.
Kemudian nyeri itu menjalar ke bahu, leher, lengan, punggung, dan bawah mulut. Kepala terasa ringan seperti mau jatuh, berkeringat dingin, mual atau muntah, dan sesak napas.
Selain karena PJK, serangan jantung dapat juga terjadi karena adanya bekuan darah yang menyumbat arteri koroner.
Ini lazim disebut trombosis arteri koroner atau oklusi koroner. Dalam waktu lama, berkurangnya aliran darah ke jantung, menyebabkan sel-sel otot organ itu bisa mati dan otot jantungnya rusak.
Kadang-kadang, pembuluh darah arteri koroner berkontraksi atau spasme. Kejadian ini bisa menyebabkan penyempitan arteri koroner, sehingga darah yang mengalir ke otot jantung juga berkurang, bahkan berhenti.
Padahal, otot jantung itu berfungsi sebagai pompa. Setiap hari jantung berdenyut sekitar 100 ribu kali dan memompakan sekitar 38 ribu liter darah ke seluruh tubuh.
Darah inilah yang akan membawa makanan dan oksigen ke semua organ dan jaringan tubuh, termasuk jantung itu sendiri.
Selain itu, darah juga yang membawa sisa-sisa pembakaran dari sel-sel tubuh, dan setelah disaring oleh ginjal, hati, dan paru-paru, dikeluarkan dari tubuh.
Jadi, kolesterol dapat menjadi salah satu petunjuk apakah Anda berisiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah atau tidak.
Di dalam darah terdapat dua tipe kolesterol: low density liporotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL).
HDL ini tergolong baik karena bisa membantu mencegah penyumbatan pembuluh darah arteri jantung. Sedangkan LDL tergolong jahat karena bisa menyumbat pembuluh darah arteri itu.
Lantas, siapa yang perlu memeriksa kadar kolesterol darahnya?
Tentu saja, anak-anak yang orang tuanya menderita penyakit kardiovaskuler, sebaiknya memeriksa kadar kolesterolnya.
Begitu pula bagi yang berusia di atas 40 tahunan.
Orang yang merokok, menderita hipertensi, dan kurang berolahraga secara teratur, sebaiknya memeriksa kadar kolesterolnya. Penderita diabetes mellitus (kencing manis), obesitas (kegemukan), dan sering stres, juga termasuk yang berisiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Dengan mengetahui kadar kolesterol, tentu kita bisa mengetahui apakah kadarnya itu sudah membahayakan bagi jantung kita atau tidak.
Kadar kolesterol kita bisa meningkat kalau kita banyak mengonsumsi asam lemak jenuh, antara lain terdapat di dalam daging, produk susu, makanan cepat saji, dan makanan terolah seperti biskuit dan kue-kue kering.
Selain asam lemak jenuh, trans fatty acids juga bertindak seperti asam lemak jenuh dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol darah.
Dalam jumlah sedikit, trans fatty acids dijumpai pada beberapa jenis daging, produk susu, mentega, dan margarina.
Asam lemak ini juga terbentuk pada saat pengolahan minyak nabati menjadi margarina.
Berbeda dengan asam lemak jenuh dan trans fatty acids, asam lemak tak jenuh cenderung tidak meningkatkan kadar kolesterol.
Karena itu, dokter sering menganjurkan kepada pasiennya agar lebih baik mengonsumsi asam lemak tak jenuh, sebagai pengganti asam lemak jenuh.
Asam lemak tak jenuh ini banyak ditemukan pada tepung-tepungan, minyak nabati dan margarina, advokat, buah zaitun, kacang-kacangan, ikan, dan lain-lain.
Menurut The National Heart, Lung, and Blood Institute, Amerika Serikat, kalau kadar kolesterol masih di bawah 200 mg per desiliter (dL) darah, maka masih dianggap baik, dan cukup mengecek kadar zat tersebut setiap lima tahun.
Tapi, kalau kadar kolesterol berkisar 200 – 239 mg per dL, maka harus mengubah diet dan memeriksa kadar zat itu setiap tahun. Tapi, kalau di atas 240 mg per dL, maka berisiko terkena penyakit jantung.
Ada sejumlah cara mengendalikan kadar kolesterol.
Perbanyak mengonsumsi serat yang banyak terdapat dalam makanan nabati. Tempe dan bawah putih juga bisa menekan kadar kolesterol. Niasin, yang tergolong vitamin B kompleks, juga dapat menurunkan kadar kolesterol, mengurangi kadar trigliserida (yang dapat berubah menjadi LDL), dan meningkatkan HDL.
Selain itu perbanyak berolahraga dan hindari stres berkepanjangan.