Gebrakan Erick Thohir Merger Tiga Maskapai BUMN
Share
PENUTUR.COM – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohirkembali membuat gebrakan. Kali ini menggaungkan rencana merger terhadap tiga maskapai milik BUMN yaitu Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air.
Merger tersebut sebagai bagian program efisiensi perusahaan BUMN yang saat ini perlu dilanjutkan pada klaster maskapai penerbangan.
Erick Thohir mengungkapkan dua hal penting mengapa dirinya melakukan merger tiga maskapai yang merupakan bagian dari BUMN.
Mnurut Erick Thohir alasan pertama langkah merger ini dilakukan untuk menekan biaya logistik di Indonesia, sehingga semakin meringankan dunia bisnis.
“Kami upayakan Pelita Air, Citilink dan Garuda merger untuk menekan cost,” kata Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Kamis (24/8)
Sedangkan alas an lainnya adalah Indonesia masih kekurangan armada penerbangan. Untuk dua alas an itu ia akan terus mendorong BUMN untuk melakukan efisiensi pada setiap perusahaan milik negara.
Terkait jumlah armada Erick Thohir menjelaskan bahwa Indonesia masih kekurangan sekitar 200 pesawat jika dibandingkan dengan Amerika Serikat (AS).
Dia mengungkapkan di AS jumlah pesawat yang melayani rute domestik sebanyak 7.200 pesawat.
Dimana terdapat 300 juta populasi yang rata-rata GDP (pendapatan per kapita) mencapai USD 40 ribu.
Sementara di Indonesia memiliki 280 juta penduduk dengan GDP USD 4.700. Artinya Indonesia membutuhkan 729 pesawat dimana saat ini jumlah pesawat yang dimiliki Indonesia hanya 550 buah.
“Jadi perkara logistik kita belum sesuai,” kata Erick Thohir.
Atas alasan demikian, Erick Thohir berencana melakukan penggabungan ketiga maskapai tersebut untuk mengurangi ketertinggalan jumlah pesawat.
Menanggapi rencana merger ketiga maskapai, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, saat ini perseroan sedang melakukan diskusi terkait aksi korporasi tersebut.
“Dengan ini dapat kami sampaikan bahwa hingga saat ini proses diskusi terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut masih terus berlangsung intensif,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.
Garuda Indonesia Group, sebutnya, akan mendukung dan memandang positif upaya wacana merger yang akan dilandasi dengan kajian outlook bisnis yang prudent.
“Adapun mengenai rencana pengembangan sendiri masih dalam tahap awal di mana kami tengah mengeksplorasi secara mendalam atas berbagai peluang sinergi bisnis yang dapat dihadirkan untuk bersama-sama,” ujar Irfan.
“Selain itu dapat mengoptimalkan aspek profitabilitas kinerja yang sekaligus memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia guna membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat,” jelasnya.
Irfan menambahkan, hal tersebut turut menjadi sinyal positif bagi upaya penguatan fundamental kinerja perusahaan.
Lebih khusus pasca restrukturisasi yang terus dioptimalkan melalui berbagai langkah akseleratif transformasi kinerja bersama pelaku industri aviasi Indonesia.
“Oleh karenanya, mengenai mengenai proyeksi dari proses merger ini tentunya akan terus kami sampaikan secara berkelanjutan sekiranya terdapat tindak lanjut penjajakan yang lebih spesifik atas realisasi rencana strategis tersebut,” katanya.