Buntut Kasus Pengoplosan Pertamax, SPBU Shell Tiba-tiba Alami Antrean Panjang
Share

PENUTUR.COM– Baru-baru ini, sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell mengalami peningkatan antrean kendaraan secara tiba-tiba.
Fenomena ini terjadi setelah viralnya kasus dugaan penjualan bahan bakar oplosan yang melibatkan oknum tertentu di Pertamina.
Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @yosuasep, terlihat banyak pemilik kendaraan mobil sedang mengantre untuk mengisi bensin. Tak hanya itu, SPBU Shell juga dipadati oleh kendaraan motor yang mengantre panjang.
SPBU Shell diketahui menjual beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) di antaranya Shell Super, Shell V-Power, Shell V-Power Nitro+, Shell V-Power Diesel, Shell Diesel Extra.
Semua jenis BBM Shell memenuhi standar EURO 4 yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Standar ini mengatur batas maksimal emisi gas buang kendaraan bermotor.
Adanya fenomena antrean di SPBU Shell diketahui adanya pernyataan viral terkait kasus korupsi dengan modus oplosan dari Pertamax menjadi Pertalite.
Seperti diberitakan sebelumnya, tengah beredar dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina, Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS tahun 2018-2023 yang viral di media sosial.
Dalam kasus ini diketahui modusnya adalah mengoplos bensin jenis Pertalite dengan Pertamax. Hal itu diungkap oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Harli Siregar.
“Dalam pengadaan produk kilang oleh PT Pertamina Patra Niaga, tersangka RS (Riva) melakukan pembelian (pembayaran) untuk Ron 92, padahal sebenarnya hanya membeli Ron 90 atau lebih rendah (dari Ron 92) kemudian dilakukan blending di storage atau depo untuk menjadi Ron 92,” kata Harli Siregar.
Alhasil, adanya kejadian ini memicu reaksi warganet di media sosial. Banyak dari mereka menyoroti fenomena tersebut hal yang wajar dikarenakan beberapa masyarakat Tanah Air merasa dibohongi.
“Udah benar dari dulu kalau punya kendaraan pakai Shell, kalau sebelah banyak mainnya,” tulis komentar warganet dalam unggahan tersebut.
“Dari dulu berarti swasta memang yang terbaik, dimana mana kalau yang mengelola swasta pasti selalu beres,” timpal warganet lainnya.