Waspadai Gemini, AI dari Google yang Bersikeras Mendukung LGBT dan Rasis terhadap Kulit Putih
Share
PENUTUR.COM – Google telah mengumumkan penggantian nama chatbot AI dari Bard menjadi Gemini, lewat sebuah postingan di blog perusahaan yang dibuat oleh CEO Google dan Alphabet, Sundar Pichai, minggu awal Februari.
Menurut Pichai, Bard telah menjadi sarana terbaik bagi pengguna Google untuk langsung mencoba model bahasa yang paling canggih, dan demi mencerminkan kecanggihan teknologinya, nama Bard diganti menjadi Gemini.
Itu kata Pichai. Pemilihan Gemini, horoscope dengan dua kepribadian ini sejatinya memang mewakili karakter AI dari Google ini: Berpikiran terbuka, ramah, dan bermuka dua.
Singkat kata, Gemini bersikap “terbuka” alias lebih netral dalam gender dan mendukung LGBT (kenyataannya, Gemini tidak netral namun mendukung kaum Sodom). Dan juga rasis terhadap kaum kulit putih.
Sebuah cuitan di Twitter oleh @debarghya_das pada 20 Februari menunjukkan gambar-gambar hasil kreasi Gemini yang menolak membuat gambar wanita kulit putih.
Bahkan, jika diminta membuat gambar wanita Amerika, tidak ada wanita kulit putih yang ditampilkan, hanya ada wanita Indian, Asia, dan Afrika.
Begitu juga ketika diminta membuat gambar wanita Inggris dan Australia, hanya gambar wanita kulit hitam dan Asia yang ditampilkan.
Penutur.com mencoba langsung untuk melihat apakah benar Gemini rasis terhadap kulit putih dan mendukung LGBT.
Jelas Gemini menolak “white”. Setelah menulis prompt: “Generates an image of a white woman”, Gemini akan memunculkan peringatan karena “againts my safety policy”.
Tapi tidak ada masalah dengan “generates image of a black woman”, Gemini akan menjawab “Sure here a images featuring the diversity of black women” dan menampilkan gambar beberapa perempuan berkulit hitam dan coklat.
Ketika dicoba prompt yang sama namun untuk kulit putih, “generates some images featuring the diversity of white women”, Gemini kembali menolak dan memberikan saran prompt lain yang menghilangkan kata “white”.