Viral! Ada Ulat Buah di Menu MBG Kota Semarang, Pihak Mitra Janji Tak Akan Terulang
Share

PENUTUR.COM – Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Semarang sempat viral di media sosial. Pasalnya, ditemukan ulat buah di dalam salah satu wadah menu MBG di Sekolah Menengah Pertama(SMP) Negeri 1 Semarang.
Kepala SMP Negeri 1 Semarang, Siminto membenarkan adanya temuan tersebut. Ulat buah diduga berasal dari salak yang menjadi salah satu menu dalam MBG.
“Iya, ada ulat buah, kalau ulat sayuran tidak mungkin karena dimasak mati. Bisa jadi saat (salak) dipilih utuh tapi di dalamnya busuk, hanya di satu ompreng (wadah makan), kejadiannya kemarin (16/4),” ucapnya saat dikonfirmasi awak media, Kamis (17/4).
Dalam video berdurasi 20 detik yang beredar di medsos, terlihat wadah stainless steel yang di dalamnya terdapat tiga ekor ulat yang masih hidup. Bersamaan dengan itu, terlihat menu nasi putih, lele goreng, oseng kentang tempe, dan sayur sawi putih dalam kondisi sudah dimakan sedikit.
Atas kejadian itu, pihak sekolah segera melapor ke pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Prima Raja Sari Resto. Hal itu langsung ditindaklanjuti dengan penggantian.
“Sudah kami laporkan dan sudah diganti, kami minta ke katering SPPG agar tidak terulang lagi. Bahkan, harapannya menu berikutnya lebih baik,” ujarnya.
Siminto mengungkapkan, pelaksanaan MBG di sekolah tersebut sudah dimulai sejak 24 Februari lalu dan berjalan baik dengan menu makanan yang sesuai standar gizi.
Bahkan, ia menyambut baik program MBG yang sangat dinanti siswa karena mereka bisa berhemat dan mendapatkan makanan bergizi secara gratis.
Sementara, Direktur Utama Prima Raja Sari Resto, Amin Wasono, selaku SPPG Tawangsari mengakui adanya temuan ulat buah dalam makanan yang disajikan kepada satu siswa SMPN 1 Semarang. Kendati begitu, ia membantah narasi video yang menyebut ulat buah itu sebagai belatung.
“Itu kami kecolongan, kami sudah sortir, tapi ada satu buah itu (salak). Ini catatan buat kami agar tidak terulang lagi,” katanya.
Pascatemuan ini, pihaknya berjanji langsung memperketat penyortiran dan menjamin kualitas menu yang dihidangkan. Di sisi lain, ia kapok menggunakan buah salak sebagai pendamping nasi dan lauk.
“Ini kami jadikan evaluasi. Menu-menu yang berpotensi ada ulat buah atau lainnya akan kami hindari,” ucapnya.