Mengenal Aplikasi World App yang Sedang Hangat Diperbincangkan, Amankah?
Share

PENUTUR.COM – Aplikasi World App tengah menjadi perbincangan hangat di dunia maya setelah kabarnya menawarkan insentif sebesar Rp200 ribu hingga Rp800 ribu bagi pengguna yang bersedia mendaftar.
Namun, di balik janji manis tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melihat potensi risiko dan memutuskan untuk membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) milik Worldcoin dan WorldID.
Iming-iming uang tunai membuat banyak masyarakat berbondong-bondong mendatangi lokasi pendaftaran World ID.
Sayangnya, tak sedikit dari mereka yang belum sepenuhnya memahami bahwa data pribadi yang diserahkan—termasuk data biometrik seperti pemindaian retina—berpotensi dimanfaatkan atau diperjualbelikan.
Apa Itu World App?
World App merupakan dompet digital yang dirancang untuk pengguna aset kripto. Untuk mengakses layanan ini, pengguna diwajibkan menjalani proses pemindaian iris mata di lokasi tertentu.
Proses ini, menurut pihak perusahaan, bertujuan untuk memastikan identitas pengguna sebagai manusia asli sebelum menerima World ID, yaitu identitas digital yang bisa digunakan secara global.
Setelah berhasil melewati verifikasi, pengguna akan menerima insentif senilai Rp800 ribu yang dikirim langsung ke dompet digital mereka.
Dana ini dapat digunakan untuk mengelola berbagai aset kripto melalui jaringan World Network. Di balik proyek ini adalah Sam Altman, tokoh penting di dunia teknologi dan CEO OpenAI sejak 2019.
Setelah menggemparkan dunia dengan peluncuran ChatGPT dan dampaknya terhadap masa depan tenaga kerja, Altman kini mengalihkan fokus pada perlindungan identitas manusia di era AI.
World App dirancang sebagai cara untuk menegaskan keberadaan manusia di tengah dominasi teknologi cerdas.
Aman atau Berbahaya?
Seiring meningkatnya popularitas World App, kekhawatiran publik pun mencuat, terutama terkait keamanan data biometrik. Banyak warganet di media sosial seperti X mulai meragukan keamanan dari proses pemindaian retina yang dilakukan aplikasi ini.
Kekhawatiran utamanya adalah soal potensi penyalahgunaan data sensitif tersebut oleh pihak asing. Pakar menilai, dengan skala pengumpulan data yang luas, World App berisiko menyimpan data biometrik warga Indonesia dalam jumlah besar.
Sayangnya, sebagian masyarakat belum menyadari dampak jangka panjang dari menyerahkan informasi seintim ini.
Beberapa kalangan bahkan menyebut bahwa pemerintah bertindak terlalu lambat dalam merespons isu yang berpotensi menjadi ancaman terhadap privasi dan keamanan nasional.
Dengan banyaknya suara pro dan kontra, pertanyaan besar pun muncul: Apakah World App benar-benar aman, atau justru menjadi ancaman tersembunyi di balik kemasan digital yang menjanjikan?