LOADING

Ketik di sini

Peristiwa

Waspada, Awan Panas Guguran Gunung Merapi Capai 1,2 Km

Share

PENUTUR.COM – Awal pekan ini, awan panas guguran Gunung Merapi terpantau mulai kembali terjadi. Dari pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkapkan jarak luncur awan panas guguran yang terjadi bahkan mencapai 1,2 kilometer.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso menjelaskan kejadian awan panas guguran Merapi terjadi pada Senin (22/7) pukul 04.04 WIB.

Amplitudo maksimum awan panas guguran kali ini mencakup 40 milimeter dengan durasi sekitar dua menit. “Durasi 126 detik, jarak luncur 1.200 meter ke arah Kali Bebeng, arah angin ke barat,” kata Agus.

Mengingat potensi bahayanya, masyarakat diminta Agus untuk menjauh dari daerah bahaya. Tak hanya awan panas guguran, sejumlah guguran lava juga terjadi awal pekan ini.

“Pada periode pengamatan pukul 00.00 WIB-06.00 WIB. Sembilan kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.900 meter,” ujarnya.

Masih di hari yang sama, tepatnya pada periode pengamatan pukul 06.00-12.00 WIB, beberapa guguran lava masih terus terjadi. Akan tetapi jumlah guguran yang terjadi lebih sedikit dari periode pengamatan sebelumnya.

“Teramati tujuh kali guguran lava ke arah barat daya atau Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.700 meter,” tambah Agus.

Mengacu pada sejumlah aktivitas vulkanik yang ada Gunung Merapi berupa aktivitas erupsi efusif, maka aktivitas Gunung Merapi ditetapkan dalam tingkat Siaga.

Pada level ini, Agus menerangkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Sementara di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.

BACA JUGA  BMKG Minta Masyarakat Waspada Hadapi Cuaca Ekstrem Hingga Seminggu ke Depan

“Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak,” tuturnya.

Selain itu Agus juga menjelaskan data pemantauan menunjukkan bila suplai magma masih berlangsung. Aktivitas ini dapat memicu terjadinya APG dalam daerah potensi bahaya.

Oleh karena itu masyarakat diimbau Agus untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. “Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan Awan Panas Guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.”

 

Tags: