Perlukah Anak Masuk Kursus atau Sekolah Sehari Penuh?
Share
PENUTUR.COM – Membuat anak sibuk dengan kursus atau bersekolah sehari penuh tampaknya hal yang tidak bisa dihindari orang tua zaman sekarang.
Sekolah sehari penuh (full day), banyak anak juga diikutsertakan dalam kursus, bisa kursus bahasa, olahraga, tari, atau komputer. Pertanyaannya, benarkah semua hal itu dibutuhkan anak Anda atau justru Anda sebagai orang tua yang membutuhkannya karena tidak punya waktu untuk anak?
Jika Anda masih bisa melakukan aktivitas bersama di rumah, segala kursus sebenarnya tidak begitu diperlukan.
Orang tua yang cukup telaten dan teratur mengajak anak melakukan aktivitas, seperti bernyanyi, bercerita, membaca buku bersama, menonton, dan main sepeda sudah cukup sebagai pengganti kursus.
Apa mau dikata. Sebagai orang sibuk, Anda tak punya banyak waktu bersama si kecil. Lingkungan rumah Anda pun tidak mendukung perkembangan sang anak.
Tak ada saudara atau anggota keluarga yang bisa mengasuhnya di rumah. Membiarkan anak selalu bersama baby sitter pun tidak menguntungkan bagi perkembangan anak. Jika memang begitu, apa boleh buat, sang anak harus ikut playgroup atau kursus.
Kepentingan Anak
Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan jika Anda bermaksud melibatkan anak di dalam kursus.
Pertama, apakah anak sudah siap untuk ikut kursus. Kedua, seperti apa kegiatan yang diberikan dan metode pengajaran kursus tersebut. Bagaimanapun, anak masih perlu bermain.
Jangan sampai, di usianya yang masih sangat muda, anak sudah mendapat beban. Kalau ia ikut kursus menari, jangan sampai dia ditargetkan untuk bisa menari satu jenis tarian tertentu.
Kursus bertujuan untuk mempertemukannya dengan teman-teman sebaya, melatih keterampilan (gerak, suara, jemari). Yang penting, anak melakukannya dengan senang hati.
Kursus bukan untuk menjejali anak dengan pekerjaan rumah yang menyita otaknya. Pekerjaan rumah hanya akan membuat anak jenuh lebih awal.
Memang pada awalnya, anak akan bersemangat namun setelah beberapa saat ia akan jenuh. Anak usia 3-5 tahun mungkin akan bersemangat mengikuti kursus membaca, menulis, atau berhitung). Setahun kemudian, ia akan bosan.
Di dalam perkembangan anak, yang penting adalah stimulus yang tepat. Meski sibuk, Anda harus punya waktu, setidaknya untuk mengikuti perkembangan anak dan memberikan dorongan.
Stimulus pada balita ditujukan untuk semua pancaindra, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan. Kalau kurang distimulus, kemampuannya tidak optimal.
Misalnya, pada saat balita, anak kurang dilihatkan gambar, ia akan menjadi kurang tanggap jika dihadapkan pada gambar. Kursus sebaiknya digunakan sebagai kegiatan untuk melatih stimulus pada pancaindra ini.
Anda sebaiknya tidak memaksa anak mencapai sesuatu hasil dengan cepat. Lebih baik Anda mengikuti tempo anak. Tempo mencakup kecepatan dan kepesatannya dalam kemajuan.
Setiap anak berbeda temponya. Anak yang berbakat mungkin hanya membutuhkan 3-4 kali percobaan sampai ia berhasil, anak lain mungkin membutuhkan 5-6 kali.
Kursus Bahasa
Menyuruh anak mengikuti kursus bahasa asing atau bahasa kedua setelah bahasa pertamanya boleh-boleh saja. Asal sang anak tidak mempunyai gangguan perkembangan bahasa, dan kemampuan berbicaranya tidak bermasalah.
Kursus bahasa sebaiknya diterapkan dengan permainan dan hindari menghapal. Selain itu, kursus bahasa lebih baik diiringi gerak dan lagu-lagu sehingga akan lebih melekat di ingatan anak.
Olah Gerak
Kursus yang bersifat gerak badan seperti berenang baik untuk anak. Yang perlu Anda perhatikan, jangan sampai anak diharuskan melakukan gerakan renang yang sempurna. Gerakan yang sulit juga sudah bisa diajarkan kepada mereka.
Melukis
Umumnya tempat kursus meminta anak menggambar bentuk tertentu yang sifatnya terpola. Sebaiknya ajak anak ke ruangan dan kebun, lalu minta kepadanya untuk menggambar apa saja yang ada di tempat tersebut.
Kalau dia membuat kesalahan gambar sebaiknya biarkan saja. Misalnya daun yang lonjong digambar dengan bentuk bulat, atau warna daun hijau digambar dengan warna merah.
Jangan mengatakan “salah” pada gambar mereka karena hanya akan mematikan kreativitas anak dan mematikan keberanian anak untuk berekspresi. Dampak lainnya, anak bisa menjadi tidak percaya diri.
Memang ada beberapa anak yang sangat berbakat, misalnya, pada umur tiga tahun bisa menggambar ikan hiu, pesut, dan lain-lain. Namun secara umum untuk anak menggambar itu tidaklah mudah.
Menggabungkan segi empat, persegi panjang, lingkaran, dalam satu gambar, misalnya, cukup merepotkan bagi anak.
Kursus Komputer
Kursus komputer sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Jangan sampai anak menghabiskan waktunya hanya di depan komputer.
Bermain dengan komputer bisa sangat mengasyikkan bagi anak-anak. Tapi, komputer bisa berdampak tidak baik. Memandang monitor komputer terlalu sering akan mengganggu mata.
Anak yang suka komputer akan kurang aktif bergerak dan kurang berinteraksi dengan anak.
Masalah lain, informasi yang disajikan di layar komputer bersifat artifisial atau tidak nyata. Melihat pohon langsung di halaman, akan lebih baik buat anak dibandingkan melihat gambar pohon di layar komputer.
Sekolah Pagi, Siang Selesai
Jika sekolah pagi, maka siang hari anak dapat mengambil kegiatan ekstrakurikuler. Sebaiknya pilih kegiatan ekstrakurikuler yang tidak terlalu akademis. Untuk itu, perlu ada batasan berapa lama anak belajar pelajaran akademis dan berapa yang nonakademis.
Ekstrakulikuler yang banyak variasi lebih baik bagi anak.
Sebaiknya anak sendiri yang memilih jenis kegiatan yang disukainya. Kegiatan esktrakulikuler umumnya berbau sains tetapi kegiatan yang banyak melakukan percobaan akan baik bagi anak dan menyenangkan.
Sekolah Pagi Sampai Sore (full day)
Jika sekolah sampai sore, jangan bebani lagi anak dengan pelajaran. Jika memang dari pagi sampai sore waktu anak tersita untuk kegiatan akademis, maka dia tidak boleh diberi pekerjaan rumah ke rumah. Jadi, anak pulang ke rumah untuk bermain dan istirahat.