LOADING

Ketik di sini

Bisnis

Respon Tarif Imbal Balik AS, Indonesia Pilih Tempuh Jalur Negosiasi, Ini Alasannya

Share

PENUTUR.COM – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkap alasan pemerintah Indonesia melakukan upaya negosiasi terkait tarif Trump ketimbang memangkas tarif produk AS seperti yang direncanakan oleh Vietnam.

Menurut Airlangga, dalam negosiasi Indonesia mengajukan sejumlah penawaran yang menarik untuk Amerika Serikat (AS). Adapun Trump mulai Rabu 9 April 2025 akan memberlakukan tarif timbal balik atau resiprokal ke seluruh negara.

Indonesia dikenakan tarif sebesar 32 persen. Sementara itu Vietnam 46 persen. Sebelumnya, Sekjen Partai Komunis Vietnam To Lam telah berkomunikasi dengan Trump.

Dalam komunikasinya, pemerintah Vietnam akan memangkas sejumlah tarif produk AS yang masuk ke negaranya. Selain itu, Vietnam berkomitmen untuk mengimpor produk AS seperti pesawat dan pertanian.

Adapun sejumlah penawaran menarik yang diajukan Indonesia, salah satunya yakni meningkatkan barang impor dari negeri Paman Sam itu.

“Jadi Vietnam yang minta (tarif impor AS) di 0% kan tidak direspons karena mereka tidak berkomitmen untuk membalance (impor) AS. Jadi presiden mengarahkan bahwa kita akan meningkatkan produk impor dari AS,” tutur Airlangga dalam agenda Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia, Selasa (8/4).

Peluang meningkatkan impor dari AS juga sejalan dengan data neraca perdagangan AS ke Indonesia yang masih defisit mencapai US$ 17,88 miliar pada tahun 2024.

Airlangga membeberkan, pemerintah akan meningkatkan impor dari AS utamanya produk agrikultur yang tidak dimiliki di Indonesia, yakni kedelai dan gandum.

Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan impor engineering product dan meningkatkan impor minyak dan gas (migas) dari AS.

“Pembicaraan dengan Menteri ESDM sesuai arahan Pak Presiden, kita juga disiapkan untuk membeli LPG dan Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair, agar ada peningkatan (impor) dari Amerika,” ungkapnya.

BACA JUGA  Rusia Tolak Proposal Damai Donald Trump Terkait Perang Ukraina

Meski demikian, Airlangga memastikan peningkatan impor dari AS ini tidak menambah alokasi pembelian. Namun hanya peralihan impor dari negara lain, dan dialihkan impor barangnya dari produk AS.

“Ini tidak menambah (pembelian) tetapi realokasi pembelian, switch. Jadi tidak mengganggu APBN,” tandasnya.

 

 

Tags: